Sampah-Sampah di Sekitar Kita

Keterangan gambar: Suatu pagi di salah satu universitas di Kalimantan Barat.

Suasana nan indah melingkupi admin beserta keluarga ketika melakukan aktivitas jalan pagi. Pepohonan tinggi nan kurus yang dikelilingi oleh rerumputan sangat hijau membuat pengunjung yang melewati kawasan ini merasa berjalan di hutan tundra bernuansa tropis.

Tempat pada foto di atas merupakan salah satu kawasan di arboretum pada suatu universitas di Kalimantan Barat. Arboretum biasa digunakan sebagai tempat praktikum mahasiswa maupun digunakan sebagai tempat kegiatan kepanitiaan.

Keterangan gambar: Seorang lelaki sedang mencoba menghidupkan api pada tumpukkan sampah

Keterangan gambar: Api berhasil dihidupkan, berhasil membakar sampah, dan berhasil mengasapi pengunjung yang lewat.

Kedua gambar di atas diambil pada lokasi yang sama, yakni arboretum universitas tersebut. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sampah-sampah dari wilayah sekitar sengaja ditumpuk pada lokasi tersebut. Memang wilayah kampus ini memiliki akses keluar masuk yang relatif banyak dan sering dilalui oleh masyarakat. Pria yang sedang mencoba membakar sampah tersebut merupakan warga sekitar kampus yang sehari-hari beraktifitas disana. Ia sudah biasa mengelola sampah dengan cara dibakar. Tidak terdapat peneguran dari pihak kampus.

Pengelolaan sampah dengan melakukan pembakaran tak terstandar menimbulkan beberapa masalah, diantaranya:

  1. Kesehatan
  2. Lingkungan
  3. Perilaku dan pola pikir
  4. Pariwisata

Masalah Kesehatan
Sebagian besar masyarakat tidak memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sampah basah, organik yang berisikan benda-benda cepat busuk dan cepat terurai disatukan dengan sampah kering, anorganik yang sulit terurai dan terkadang berbentuk racun. Beberapa dari sampah tersebut tidak baik untuk dibakar karena satu dan lain hal. Sampah seperti botol bertekanan tinggi, bekas racun atau larutan kimia berbahaya, akan bereaksi dengan O2 melalui pembakaran dan menyatu dengan udara. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, baik itu pernafasan, kulit, mata, hingga sususan saraf pusat.

Masalah Lingkungan
Beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi ketika sampah dikelola dengan cara yang demikian ialah pencemaran udara, perusakan ozon, mengurangi nilai estetika lingkungan, serta perusakan tanah. Seperti yang sudah admin sampaikan pada subjudul permasalahan kesehatan, pencemaran lingkungan dapat terjadi dengan penambahan secara sengaja zat racun di udara. Beberapa zat berbahaya yang dibakar dapat merusak lapisan ozon secara perlahan. Dampak perusakan ini sudah dapat kita rasakan saat ini dengan global warming.
Penumpukkan sampah seperti demikian pada tempat yang tidak seharusnya sudah mengurangi nilai estetika atau nilai keindahan dari suatu lingkungan. Apalagi lingkungan yang dirusak keindahannya ialah lingkungan kampus yang sering dilalui oleh masyarakat, entah itu untuk bekerja, praktikum kuliah, berolahraga, jalan-jalan, maupun sekedar jalan tembus.

Sponsor


Perilaku dan Pola Pikir
Seperti yang sudah dikemukakan oleh Albert Bandura dalam teori social learning, manusia memiliki kemampuan belajar yang sangat baik untuk belajar dari lingkungan sosialnya. Pengulangan perilaku bergantung pada respon lingkungan apa yang manusia itu dapatkan setelah melakukan suatu perilaku. Apabila respon lingkungan dimaknai positif, maka manusia tersebut cenderung mengulangi perilakunya. Hal ini berlaku umum. Sehingga pada kasus pembakaran sampah ini, laki-laki di atas dibiarkan melakukan perilaku demikian oleh lingkungannya. Hal ini menjadi dorongan laki-laki tersebut untuk melakukan perilaku tersebut. Karena ia memaknai perilaku itu menguntungkan dan merupakan perilaku yang benar.
Perilaku ini kemudian dilihat oleh manusia lain dan kemudian dimaknai positif. Memang terlihat disini bahwa manusia tidak terbuka pikirannya, tidak tergugah rasa ingin tahunya mengenai pengolahan sampah yang baik. Namun begitulah keadaan sebenarnya di lapangan. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih rendah rasa peduli, keingintahuan, dan pola pikirnya masih praktis. Sebenarnya tidak ada yang burik dari pola pikir praktis. Namun dampak dari pola pikir praktis yang tidak menggunakan ilmulah yang kemudian menjadi masalah. Misalnya saja perilaku membakar sampah, sebenarnya dengan ilmu maka prngolahan sampah dengan cara pembakaran itu dimungkinkan, asalkan tadi, dengan ilmu.
Jika kebanyakan orang yang membaca tulisan ini kemudian merasakan ilmu itu sulit, hanya bagi mereka yang konglomerat, dan berbagai stereotype seperti itu, admin merasa bahwa pembaca disini sudah paham bahwa hal tersebut tidaklah benar. Di era perkembangan teknologi ini, internet sebagai portal menuju dunia maya sangatlah mudah dan murah untuk diakses oleh siapa saja yang memiliki keinginan dan kemauan yang kuat untuk memperoleh ilmu. Seperti teori social learning di atas dapat pembaca cari dengan mudah referensi ilmiahnya di internet. Maka dari itu, pola pikir praktis dimungkinkan, jika berlandaskan keilmuan.

Pariwisata
Seperti yang sudah dipaparkan oleh admin di atas, kawasan tersebut memiliki keindahan tersendiri dan terdapat potensi pariwisata. Perilaku membuang sampah dan pengolahan sampah seperti demikian akan mengurangi minat pengunjung untuk datang.


Saran

Sebaik-baiknya ilmu ialah yang diamalkan. Kebergunaan kita sebagai makhluk sosial diukur dari seberapa besar manfaat yang dapat kita berikan kepada orang lain dan alam. Setelah mengetahui hal ini secara bersama, mari bersama membangun Indonesia lebih baik.



Semoga bermanfaat,
Penulis: @biyan_r
ZNN Training and Development
Citra Karya Nusantara Foundation



Tidak ada komentar:

Posting Komentar